Ukirlah Impianmu Dan Wujudkan Dengan Perjuangan

Salam Sejahterah bagi kita semua, lantunan syukur tercurahkan hormat saya kepada dewan juri, seluruh panitia sebagai penyelanggara lomba menulis Kisah Inspiratif serta bagi seluruh para pembaca yang saya sayangi. Semoga sedikit coretan dalam kalimat nantinya mampu melahirkan sejuta kerberkahan bagi kita sebagai pejuang mimpi dalam mengapai kunci kesuksesan
Nama saya Ismo Antonius, salah satu mahasiswa penerima Program Bidik Misi disalah satu perguruan tinggi negeri di Sumetera Utara yaitu Universitas Negeri Medan, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial. Program Bidik Misi ini merupakan bantuan biaya pendidikan yang berfokus pada pemberian penghargaan atau dukungan dana terhadap mahasiswa yang berprestasi dari pemerintah. Program bidik misi tentunya berfokus kepada mahasiswa yang memiliki keterbatasan kemampuan dalm bidang ekonomi sehingga mendapatkan tunjangan hidup selama kuliah. Untuk lebih jelas kita bisa meliha pada Pasal 76 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Saat ini penulis aktif sebagai anggota HMJ PKN, aktif dalam anggota HIMAKRIS (Himpunan Mahasiswa Kristen Protestan) dan UKM St. Martinus Unimed. Penulis juga tergabung didalam PRESMABIMED (Persatuan Mahasiswa Bidik Misi Unimed) diamanahkan sebagai Ketua Devisi Minat dan Bakat. Selain itu juga, penulis juga terpilih sebagai staf PUSHAM Unimed (Pusat Studi Hak Asasi Manusia) yang dimana program kerjanya salah satunya membantu Dosen melakukan penelitian baik itu daereah Sumatera Utara maupun diluar Sumatera utara, seperti Nias Utara, Nias Selatan dll. Kendati begitu, perjuangan saya tidak hanya sampai disitu saja.
Jika ditanyak apakah saya penerima program bidik bisi yang murni? Jawabanya adalah Ya.! Sebab, saya merupakan berasal dari keluarga yang miskin dalam bidang ekonomi. Saya anak ketiga dari dua bersaudara. Sejak lahir sudah ditinggalkan oleh Alm. Ayahnda. Begitu pula dengan kedua abangda, sejak kecil sudah berpisah sehingga melihat wajahnya pun tidak pernah. Sampai saat ini, saya hanya bisa berdoa, agar suatu saat nanti kami dipersatukan dimasa depan. Begitu pula dengan Alm. Ayanda agar beliau berada disisi kanan Allah dan bahagia dalam sorga. Semua tidak ada yang bisa disalahkan, bagi saya semua adalah kebahagian yang tertunda. Karena ketertundaan itu saya berani bermimpi dan berjuang.
Terlintas dibenak, mengapa saya bisa bertahan sampai saat ini, padahal kehidupan yang saya alami jauh lebih malang dari orang lain? Jawabanya adalah “berani bermimpiItu semua dan berkat berjuanglah” perjuang yang aku rasakan,.baik itu perjuangan dari seorang ibu yang jasanya tidak terbalaskan jika diukur dengan berlian yang bernilai tinggi dan tak terlupakan dari perjuang dari seorang nenek yang banting tulang diladang untuk bisa memberikan saya makanan enak seperti yang dirasakan oleh orang lain diluar sana yang hidupnya jauh lebih baik dari saya. Namun yang paling berkuasa dalam rezeki, kesehatan yang saya rasakan adalah pemberian Allah itu sendiri.
Tentang sebuah mimpi. Setiap orang berhak bermimpi,  mengukir mimpinya sampai setinggi langit. Ibarat pepatah mengtakan, “bermimpilah seting walaupun jatuh, maka engkau akan jatuh pada lapisan-lapisan awan. Kenapa harus takut bermimpi? Takut cemohanan dari orang lain kalau gak kesampean?. Saya mengatakan buang jauh-jauh pemikiran seperti itu. Kenapa kita harus repot-repot mikirin cemohaan orang lain bahkan semua itu membuang energi yang kita miliki.
Saya mau bermimpi, bermimpi diwujudkan dengan perjuangan. Seluruh aktivitas saya membuat target, goal, tujuan untuk mengukir impian. Impian saya adalah menjadi tenaga pendidik dimasa depan baik itu berprofesi Guru bahkan Dosen. Karena saya tahu, semua ilmu yang saya miliki berasal dari orang-orang yang berjuang untuk mengwujudkan impian saya. Termasuk Guru dan Dosen yang selalu memberikan ilmu yang luar bisa. Dan karena itulah saya berimpian untuk mampu memberikan ilmu-ilmu yang saya peroleh bagi tunas-tunas bangsa dimasa depan.
Dua belas tahun yang lalu mengingatkanku kisah dalam hidupku. Tepatnyaa aku duduk dibangku kelas satu SD, dimana musibah melanda diriku. Salah satu kaki kiriku hampir diaputasi atau mau dipotong. Sebab waktu itu, kaki kiriku terbentur dibatu besar saat mandi sungai. Namun, aku menahan kesakitan ini tanpa memberitahukan kepada kedua orang tuaku, karena aku takut memberitahukannya. Kaki kiriku kian mengalami pembengkakan tepatnya dipergelangan paha kaki, yang membuat aku tidak dapat berjalan lagi( lumpuh). Kedua orang tuaku sangat menyesali akan perbuatanku dan mereka membawa diriku disalah satu rumah sakit yang ada didaerahku. Namun, saat itu, kedua orang tuaku tak mau menerima keadaan ini, karena dokter itu mengatakan bahwa kaki kiri saya akan diaputasi. Karena saya tahu tidak ada orang tua yang mau kaki anaknya diaputasi
Orang tua saya sangat bersedih bahkan mengeluarkan butiran air mata yang semua itu adalah ulahku sendiri. Semua hanya penyeselan yang ada. Tetapi? Ibuku tak mau melihat aku berjalan dengan satu kaki. Lalu ibuku berkata kepada dokter itu
biarlah anakku ini meninggal dengan kedua kaki yang utuh ketimbang dengan satu kaki. Sebab, Tuhan memberikan kelengkapan tubuh saat anakku ini dilahirkan kedunia ini”katanya kepada dokter itu. Mendengar perkataan itu. Saya rasa Tuhan mendengarkan doa ibuku dan diberikan jalan untuk kesembuhan pada kaki kiriku. Tak sengaja ibuku berjumpa dengan salah anggota gereja yang dimana mereka mengetahui lokasi penyembuhan penyakit yang aku derita saat itu. Lalu mereka membawa aku dan Puji Tuhan penyakit yang aku derita saat itu sembuh seperti semula dan saya bisa berjalan sampai saat ini. saya bisa melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri Sumatera Utara yaitu Universitas Negeri Medan.
Begitulah kisah hidupku. Perjungan hidupku tidak hanya sampai disitu, Enam tahun saya tinggal di Panti Asuhan. Saya di didik dan diasuh oleh para Pastor dan Frater, Panti Asuhan Betlehem namanya tepatnya berada di daerah sibolangit Kab. Deli Serdang. Enam tahun yang silam mengingatkan saya betapa pahitnya menjani hidup tanpa kasih sayang dari kedua orang tua.
Sampai saat ini, semua kepahitan hidup menjadi tombak untuk keberhasilan saya. Saya berjumpa dengan orang-orang yang memiliki kesusahan yang sama. Kami dijauhkan dari orang tua, sebab diantara kami ada yang yatim dan Piatu. Kini saya sudah beranjak dewasa dan telah melanjutkan pendidikan ke salah satu perguruan tinggi negeri. Saya sangat bersyukur karena masih ada yang mau mendidik saya saat itu. Semua itu tidak akan tercapai tanpa mereka dukungan para pastor dan frater. Enam tahun saya mampu menyelesaikan pendidikan dari jenjang SMP hingga SMA. Hingga saya bisa mengikuti perkulihan di semester 3.
Kepercayaan yang diberikan oleh salah satu dosen pengampu mata kuliah Pengantar ICT bapak Arief Wahyudi, S.H.,M.H. mengamanahkan saya untuk menjadi Asisten beliau untuk membantu dalam memberikan bantuan kepada mahasiswa PKN stambuk 2018 dalam pengerjaan tugas KKNI yang telah disepekati diawal kontrak kuliah. Saya rasa ini adalah amanah yang mulia maka karena itu amanah yang saya terima tidak akan saya sia-siakan apalagi membuat beliau kecewa, Tungkas ku. Siapa bilang kita tidak bisa memeluk gunung yang setinggi langit. Bisa kok, minta saja sama Allah. Gunung yang kita anggap tinggi dan tak sampai bila diukur pakai tangan akan kita raih jika Allah beserta kita. Apalagi dengan kesuksesan, semua bisa tercapai bila kita mau bermimpi, berjuang dan mohon berkat dari Allah.
Semua berasal dari mimpi, dari mimpilah kita mampu membuat target hidup, apa dan mau jadi apa kita dimasa depan. Didalam mimpi juga diajarkan bagi kita bahwa apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara mewujudkan mimpi itu, ada nilai-nilai perjuangan yang akan kita dapatkan ketika kita memulainya dalam semua impian. Akan banyak pengalaman yang kita dapat dalam memperjuangkan impian yang telah kita ukir . bukan tentang seberapa banyak impian yang telah kita raih, namun seberapa berani kit mengukir impian-impian kita yang dianggap orang lain tidak mungkin. Serta seberapa banyak pesngalaman yang akan kita temui sepanjang perjalanan dalam memperjuangkan impian tersebut. Karena berani bermimpi sudah ada modal wajib bagi calon orang sukses. Teruslah ukir mimpimu dan berusahalah menjemputnya hingga suatu ketka kita sadar bahwa takdir Allah jauh lebih indah dari sekadar tatanan mimpimu.
Mengukir impian tentunya ada proses untuk mewujudkannya. Mimpi butuh action yang konkret. Maka dari itu DO IT, lakukanlah. Impian tidak akan terwujud jika kita diam. Apalagi kita pasrah saat dihadapkan berupa tantangan. Seperti halnya tantangan terbesar yang sering terjadi adalah ketika kita sudah menstrategikan semua impian kita, lalu rasa malas muncul sehingga rasa tidak kepercayaan diri menghalangi mimpi kita. Semua serasa ambur bagai debu bertebaran di udara, semua sia-sia. Maka dari itu, bermimpilah dan perjuangan mimpi mu. Semua indah pada waktunya. Akhir kata, semoga bermanfaat..
Ismo Antonius. Penulis Merupakan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewargenegaraan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Staf PUSHAM, Ketua Devisi Minat dan Bakat di Persatuan Mahasiswa Bidik Misi UNIMED. 
#SalamBerkarya #OmahKaryaIndonesia #Inspirasi