MENCARI SEMANGAT MENGHAFAL AL-QURAN
Menghafal Al-Quran dengan iman. Setiap hafal satu ayat, maka iman pun bertambah. Dan setiap lupa satu ayat, berkuranglah iman itu. Deket sama Al-Quran itu nenangin hati. Kalau udah sering baca, ngafalin, dan ngulang hafalan tapi gak tenang-tenang juga, berarti belum deket
Kata-kata di atas adalah sebuah motivasi tahfidzul Quran dari ustadz Deden Makhayarudin. Yang cukup mengena sehingga membuat hati sang pembaca menjadi luluh dan bersemangat. Hal itulah yang pernah kualami selama kurang lebih satu tahun di pesma Lentera Quran tercinta ini.
Awal kisahku dimulai saat aku masuk di pesma Lentera Quran perasaanku saat itu sangat senang, karena ini adalah salah satu dari banyak impianku yaitu ingin tinggal di pesantren selama kuliah. Saya merasa diri selama ini belum begitu baik. Sehingga tinggal di pesma ini menjadi sebuah kebanggaan bagi saya. Walaupun ada banyak ujian dan cobaan yang harus ku jalani selama berada di pesma ini.
Awalnya saya semangat sekali dan muncul di benak untuk berfastabiqul khoirot dengan menghafal Al-Quran dan hal itu kujalani dengan tahsin yang begitu banyak dan lumayan susah buat saya. Tetapi itu tidak mengurangi semangatku untuk terus belajar. Setelah tahap tahsin yang lumayan lama akhirnya tibalah waktunya untukku menjadi penghafal Quran yang sesungguhnya.
Awal aku menghafal Al-Quran lumayan lancar dan termasuk salah satu dari yang tercepat menghafal walaupun dari segi pengucapan dan tahsin banyak kesalahan. Namun hal itu bukan menjadi penghalangku dalam melanjutkan menghafal. Seiring berjalannya waktu imanku berangsur-angsur melemah karena setan hadir menggangguku lewat suatu cara yang memang itu salah satu sumber kelemahanku terbesar yaitu VMJ.
Ya kedengarannya cukup biasa tapi bagiku sangat luar biasa dampaknya. Sebelum aku masuk perguruan tinggi penyakit yang sudah tidak asing lagi itu sangat familiar buatku. Banyak sekali kisah yang membuat hatiku terkotori dengan penyakit itu walaupun tidak sampai ke ranah pacaran dan hanya sekedar mencintai.
Namun kisahku mencintai di sini tidak selalu bertahan dan berakhir baik seringkali ujung-ujungnya sakit hati. Namun aku bukan wanita lemah yang harus membuang air mata banyak hanya karena cinta. Walaupun begitu hal itu seperti menjadi sebuah dosa yang bagiku sama dengan zina tapi di sini zinanya bukan zina yang berdosa besar tapi zinanya di sini hanya sekedar zina hati, mata, bahkan pikiran tapi dampak bagi hati dan imanku sangat besar. Dan seringkali ketika kisah itu berakhir biasanya akan muncul kisah baru yang pastinya kisahnya biasanya berakhir sama.
Kisah yang dulu terulang kembali, ya begitulah aku ketika sebuah komitmen terganggu maka kekuatanku akan melemah dan akhirnya kisah buruk yang pernah berakhir harus ku mulai lagi di saat aku kuliah sekarang. Awalnya hanya kagum tapi lama-lama kagum itu menjadi tidak karuan dan merusak hati bahkan pikiran dari awalnya kenalan lewat dumay menjadi chatingan yang pastinya tak bermanfaat. Hal itu membuat imanku melemah hafalanku terbengkalai bahkan tertinggal hingga senyumpun berkurang dan wajahpun tak bersemangat.
Kini aku bersyukur karena dengan tinggal di pesma ini aku mempunyai sahabat-sahabat yang Insya Allah akan menjadi sahabat-sahabat surgaku kelak, menjadi semangatku ketika aku lemah, menjadi penolongku ketika ketika aku terjatuh, dan menjadi penasihat setia ketika aku salah, namun aku bukan tipe sekali di beri semangat dan nasihat langsung kuat dan berubah sepertinya itu bukan aku, karena aku termasuk akhwat bandel dan ngeyel yang tak bisa secara langsung menunjukkan sikap perubahan dari arah buruk ke arah yang lebih baik.
Namun aku juga bukan tipe pembangkang ketika menerima nasihat dan aku adalah tipe pendengar setia ketika dinasihati sehingga tak jarang ketika aku dinasihati hatiku menjadi sedikit tenang tapi bukan berarti langsung menguatkan hatiku yang lemah akan tetapi nasihat bagiku hanya sekedar penenang bukan berarti penghilang penyakit, karena semangatku akan hadir dan kuat ketika imanku sudah mulai kuat.
Semangatku yang dulu akhirnya kembali lagi. Ya sungguh menjadi suatu kebanggaan bagiku setelah sekian lama aku mencoba menghadirkan semangat itu. Namun selalu gagal karena penyakit hati yang tidak kunjung hilang. Hingga berdampak ujian hafalanku tertunda dan tertinggal bahkan ketika dauroh Quran pun dimana aku yang seharusnya bisa ujian hafalan. Akan tetapi karena penyakit hati yang masih menjangkiti akhirnya harapanku agar bisa ujian saat dauroh Quran harus sirna.
Banyak cara kulakukan agar penyakitku segera hilang dari curhat ke sahabat, murabbi. Namun hal itu tidak kunjung meredakan penyakit hatiku hingga akhirnya kisah cintaku berakhir seperti dulu lagi. Hal itu sangat memuakkan sekali sehingga semenjak kejadian itu aku sadar dan menyesal walaupun itu sudah sering kali aku lakukan
Namun kali ini aku berharap akan menjadi kesadaran dan penyesalanku untuk yang terakhir kalinya dan serius karena dengan kisah ini sekarang aku menyadari ketika aku mengaguminya terlalu sangat hanya akan tumbuh luka di kemudian hari karena sebelum janji suci terucap maka tak akan ada kata terbaik, pantas, bahkan terakhir sekalipun dan Allah lah Maha penentu segala-Nya.
Semangat Menghafal.
Jumat 4 November 2016 yang penuh barokah Insya Allah, ujian impianku akhirnya terwujud juga setelah sekian lama aku berjuang menaklukan semangat hafalanku akhirnya kini semangatku yang dulu kembali ku taklukkan sehingga tak perlu waktu lama lagi aku harus ujian hafalan satu juz dan tentunya semangatku hadir bukan semata-mata karena perjuanganku sendiri akan tetapi ada sosok musyrif baru yang dengan ketegasannya dan sahabatku yang selalu mendukungku itu.
Hal itu bisa menumbuhkan semangatku yang dulu agar hadir kembali dan itu terbukti walau belum sepenuhnya aku bisa istiqomah dalam menghafal tapi setidaknya semangatku menghafal perlahan bisa kembali hadir dan di sinilah aku berkomitmen ingin menjadi muslimah sejati yang seutuhnya.
Inilah kisah perjuanganku sebagai penghafal Quran. Dalam mencari dan menumbuhkan semangatku yang pernah ada dan hilang, karena semangatku sangat mempengaruhi keimananku. Ketika semangatku hilang maka imanku pun akan menurun dan ketika semangatku hadir imanku pun akan bertambah. Semoga bermanfaat.
Kalau kita Semangat Menghafal dan menghafal Al-Quran, lalu berusaha menaklukannya dengan kecerdasan maka hanya akan membuat otak kita lelah. Yang harus kita lakukan adalah menguatkan iman, dan membersihkan hati, niscaya Al-Quran datangi kita berikan ketenangan dan kebahagiaan. Ia pun betah berlama-lama di dekat kita. Insya Allah.
By. Asma Muttaqiyah
#Inspirasi #OmahKaryaIndonesia #SalamBerkarya #BerkaryaUntukNegeri #SemangatMenghafal