Jika langit sudah berkata ‘cinta’ maka terbanglah
Jika ombak menjawabnya “tidak!” Maka terjanglah
Tapi jangan lupa…
Takdir Tuhan yang berkuasa
Seribu langkah kau untuk menjauhi
Sepuluh ribu langkah kau akan mendekati
Ingatlah ini!
Barang tentu kau menyukainya
Belum tentu Dia meridhoinya
Sekuat tenaga yang kaupunya
Selemah itu ‘kau’ di hadapan-Nya
Jangan bertindak seperti raja yang mengusai dunia
Jangan lupa, Tuhan yang menciptakanmu jua
Lihatlah dirimu…
Tubuh yang terbungkus kulit ari
Tidak akan berarti ditempat ini
Sebab itu Tuhan jadikan manusia
Supaya mereka tidak congkak kepada-Nya.
Kuningan, 31 Agustus 2021
Renjani Nur Okini yang kerap dipanggil Jani, merupakan anak ke-2 dari pasangan Bapak Amid dan Ibu Onih Parida yani. Ia saat ini masih duduk di bangku kuliah semester 5 prodi Akidah Filsafat di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Keseharianya selain kuliah adalah membantu orang tua dan mengajar ngaji di rumahnya. Di masa-masa pandemi Covid19, memberinya peluang untuk terus mengembangkan bakat menulisanya. Pertama kali, ia mendapatkan peringkat TOP 30 dalam perlombaan LCPP Nasional, dari sekian banyak perlombaan yang pernah dicobanya. Jatuh bangunnya dalam merasakan perjuangan di dunia sastra, sudah tentu belum seberapa. Jika dipersenkan, mungkin hanya baru 0,1% saja.
Namun, karena berjuang itu suatu keharusan. Maka bagi seorang Jani peluang 0,1% merupakan harapan besar untuk melanjutkan impian. “Hidup bukan hanya sekedar bualan” katanya. Untuk itu ia buktikan dengan mengikuti pelatihan-pelatahin dasar menulis secara online di platform mana saja. Ada beberapa buku antologi sebagai saksi perjuangannya dengan kawan-kawan penulis lainnya, yakni; Yang Bunda Tidak Tahu (2019), Selaksa Rasa tanpa suara (2020), Hello 2021 (2020). Jelas semua itu tidak akan bermakna, jika perjuangan berhenti baginya begitu saja. @renjani_mumtaz
Salam Senjani
Photo by Marina Abrosimova on Unsplash