Cerpen oleh : Anik Septiyani

Salah satu dari pemilik kekuatan mempunyai rencana membuat batu berlian keabadian. Barang siapa memilikinya akan kekal abadi, tidak menua dan tidak akan mati.

Semburat cahaya warna-warni membentuk paduan tatanan cahaya yang indah yang menghias langit dari pangkal sampai ujung yang tak tampak. Hari itu turun hujan, namun cahaya matahari nampaknya masih tetap bertahan menerangi lembah itu. Maka hujan pun tak lama. Hanya lewat sebentar untuk menyirami taman bunga yang indah terhampar di sepanjang mata memandang.
Sore beriring dengan gurat cahaya pelangi yang seakan berkompromi dengan warna-warni bunga. Langitpun kembali cerah, burung-burung kembali berterbangan menghias langit yang semakin redup, dan tak lupa turut serta meramaikan suasana dengan kicauannya.
Anginpun tak ingin ketinggalan, mereka bertiup dengan kencang mengoyang-goyangkan pepohonan yang hijau dan hamparan kebun bunga yang mengeluarkan wewangian yang menenangkan jiwa. Lembah itu, adalah salah satu tempat yang paling indah bagi mereka, tempat yang sangat sempurna dan seakan nyata seperti di dunia manusia.
Disitulah mereka tinggal dan menjalani hidup sebagai seorang penyihir. Ya, mereka bukanlah manusia biasa, melainkan penyihir. Dan lembah tersebut bukanlah di bumi tempat manusia tinggal, namun lembah tersebut merupakan tempat yang letaknya sangat jauh dengan bumi, hanya sama-sama berada dalam alam semesta.
Mereka menyebutnya dengan EXO planet, dan gambaran lembah yang indah tersebut bernama lembah Exodus. Tempat dimana mereka menciptakan keindahan selayaknya tempat manusia tinggal di bumi.
Mereka adalah kedelapan penyihir yang memimpin dan menguasai planet tersebut. Dengan perawakan tubuh yang tinggi, wajah yang rupawan dan kulit seputih susu, serta fisik yang seakan tidak akan menua, menjadikan mereka penyihir yang memiliki visual yang sempurna dan paling dipuja oleh semesta. Namun, mereka pun memiliki raut wajah yang tegas, mereka memiliki sorot mata yang tajam, dan tatapan mata yang dingin.
Dari atas langit nampak cahaya yang semakin memudar seakan-akan lenyap oleh ganasnya senja. Namun matahari tampak tersenyum seakan mengucap salam perpisahan kepada alam semesta, seperti mereka yang sekarang berada di bawah pohon rindang, tersenyum cerah dengan guratan wajah yang tegas.
Di lembah inilah setidaknya mereka dapat tersenyum cerah dan menghabiskan waktu yang lama dan melupakan semua masalah walaupun tak banyak kata yang keluar dari bibir mereka, hingga tak terasa malampun tiba.
“Sudah saatnya, ayo pergi!”  Ucap Suho, pemimpin dari penyihir tersebut.
“Baik”. Ketujuh penyihir lain menjawab dengan singkat dan bersamaan.
Kemudian mereka berdelapan saling berpegangan, salah satu dari mereka yang bernama Kai mengucapkan mantra dan dalam waktu sekejap mereka sudah berpindah tempat yang sudah tidak asing dengan mereka. Ya, mereka adalah kedelapan penyihir pemilik kekuatan yang memiliki kekuatan yang berbeda-beda.
Mereka telah kembali.
Di bangunan tua berhias kilau emas inilah mereka tinggal bersama, namun suasana tidak seperti biasanya, malam baru saja datang namun suasana sunyi bak tertelan gelapnya malam. Sudah bukan rahasia lagi akhir-akhir ini sesuatu telah terjadi. Di tempat inilah mereka berkumpul.
“Sesuatu telah terjadi…” Suho yang merupakan Sang guardian yang merupakan pemimpin dan pelindung dari merekapun akhirnya angkat bicara.
“Kita berada dalam situasi yang buruk” Ucap Xiu yang merupakan penyihir paling tua diantara mereka.
Suasana masih hening
“Apa yang harus kita lakukan?” akhirnya Dyo angkat bicara, penyihir yang memiliki kekuatan mengendalikan bumi.
Dengan memasang wajah misterius Suho berkata, “Sepertinya para penyihir mulai menghilang tanpa jejak, aku tidak tau apa yang telah terjadi. Tidak adakah seorangpun yang tahu penyihir mana yang melakukan semua ini?”
“Tenanglah, kita akan membantu mencari tahu penyebabnya”. Baek pun angkat bicara
“Mari kita lakukan bersama-sama” ucap Chen dengan tenang. Chen adalah penyihir sekaligus malaikat bagi mereka.
Kemudian semua bangkit meninggalkan tempat mereka dan menghilang ke tempat tujuan mereka masing-masing kecuali SKY yang masih diam di tempat.
“Sepertinya semua tidak berjalan sesuai rencana”. Ucap Sehun yang merupakan penyihir termuda.
“Apa maksudmu? Aku yakin tidak akan ada yang tau.” Jawab Yeol dengan nada agak tinggi
“Mengapa kau yakin seperti itu! kau dengar bukan apa yang dibicarakan Suho tadi?” Jawab Sehun tak kalah sengit
Jangan bilang kau ingin mundur dari permainan ini?” Yeol membalas dengan nada mengejek
“Ha, apa katamu?” Sehun yang tak terima dengan membentak dengan nada yang cukup keras.
Akhirnya Kai pun angkat bicara
“Sudah! Kalian diamlah!!!”, Kai pun yang dari tadi diam akhirnya bicara
“Bukannya begitu Kai, tapi……” sergah Sehun
Kai pun menyela pembicaraan Sehun “Diam!!! Kita pasti berhasil mendapatkannya. Jika kalian ragu maka mundurlah, tidak ada gunanya berdebat.”
“Baiklah, aku mempercayaimu”. Yeol pun menjawab
“Keputusan yang tepat, Yeol. Bagaimana denganmu? (memandang ke arah Sehun)
“Aku akan bersama kalian apapun yang terjadi” Sehun pun pasrah
Kai pun sempat tersenyum sekilas, kemudian menghilang menggunakan kekuatan teleportasinya, menuju suatu tempat persembunyiaanya dan meninggalkan Sehun dan Yeol begitu saja.
Sehun dan Yeol masih diam ditempat
“Aku tau semua ini cepat atau lambat akan diketahui oleh penyihir lain. Bagaimana pendapatmu?” Yeol masih saja mendebatkan persoalan ini
“Aku juga merasa begitu, lalu apa yang harus kita lakukan?” balas sehun tak mau kalah.
“Tenanglah, aku punya rencana”. Ucap Yeol sarkasme
“Haruskah kita menyingkirkannya?” balas Sehun
“Bukankah dia teman kita?” (tersenyum dengan ekspresi yang penuh kejutan)
Sementara Sehun hanya terdiam.
Kai dengan kekuatan teleportasinya dapat dengan mudah berpindah tempat, kini ia berada di suatu tempat persembunyiannya.
Kai memandangi botol-botol penyimpanan yang berjejar di lemari rak “Tinggal beberapa botol lagi selagi menunggu bulan purnama datang” gumam Kai sambil tersenyum kecil.
Akhirnya, misteri-misteri selama ini terpecahkan. Salah satu dari pemilik kekuatan mempunyai rencana jahat, yaitu membuat batu berlian keabadian. Barang siapa memilikinya akan kekal abadi, tidak menua dan tidak akan mati. Namun dalam mewujudkan mimpi membuat batu keabadian tersebut mereka harus mencuri kekuatan para penyihir dan mengumpulkannya dalam waktu yang lama. Sedangkan penyihir yang diambil kekuataannya akan kehilangan kekuatan bahkan mengalami kematian.
Akhirnya Sehun dan Yeol menceritakan bahwa mereka bukanlah pembunuh para penyihir, namun hanya ada satu penyihir yang melakukannya. Penyihir itu adalah Kai.
Dan mereka tidak mengakui bahwa mereka juga terlibat. Nasib buruk terjadi pada Kai, pada suatu malam yang dingin dan gelap saat Kai berusaha mengambil kekuatan penyihir ia tertangkap oleh teman-teman penyihirnya termasuk Sehun dan Yeol yang ia percayai sejak awal.
“Hentikan! Kami sudah mengetaui rencanamu Kai” Tiba-tiba suara Suho terdengar bersama penyihir lainnya.
“Kenapa kalian semua bisa disini?” Kai merasa terkejut dan tak percaya
Sebelum kai melakukan teleportasi, dia ditangkap dengan jala yang dilapisi mantra yang membuat Kai tidak bisa berkutik.
“Aku tidak menyangka kau adalah dalang dibalik kematian para penyihir”. Suho yang merupakan pimpinan penyihir merasa bersalah.
“Kau….?” Kai menahan sakit sekaligus menahan marah melihat Sehun dan Yeol datang bersama mereka.
Kai pun merasa dikhianati oleh temannya sendiri. Karena merasa di khianati ia pun kehilangan kekuatannya dan simbol Xoxo di dahinya mulai memudar.
Akhirnya Kai pun diasingkan di bumi atas hukuman dari perbuatannya, karena penyihir yang kehilangan kekuatan tidak bisa tinggal di lembah bersama penyihir. Kai pun menyesal dan berkelana di bumi untuk mencari takdir cinta agar kekuatannya dapat kembali.
Dengan paras yang tampan dan rupawan namun dengan sorot mata yang tajam, ia hidup seperti manusia normal lainnya di bumi.
Pada suatu malam saat ia berdiam dibawah pancaran bulan ketika ia rindu dengan planet tempat asalnya, ia bertemu dengan sosok yang dicarinya, ialah Ruby.
“Apa kau yang bernama Kai? Perkenalkan namaku Ruby” tiba-tiba seorang wanita mendatanginya.
“Siapa kau?” jawab Kai dengan ekspresi kebingungan..
“Bukankah kau mencariku selama ini agar kekuatanmu dapat kembali?” Jawab Ruby, seakan-akan ia tau segala hal yang menimpanya.
“Bagaimana bisa kau tau?” Kai masih merasa terkejut
“Aku adalah takdirmu, percayalah” Jawab Ruby dengan suara yang lembut
Kai pun tampak ragu, “bagaimana bisa aku percaya padamu?”
“Aku juga seorang penyihir sepertimu dan bernasib sama sepertimu” Ucap Ruby dengan senyum yang lebar.
Kai pun tersihir oleh ucapan, senyuman maupun kehadirannya. Kai pun tak mampu menolak. Bagaikan angin yang menuntunnya berjalan menuju sang takdir.
Benar. Memang benar, dialah sang penyihir cinta.
#Salam Berkarya bersama #Omah Karya Indonesia Ada cerita menarik lainnya tentang ombak yang menyapa.