Komunitas yang bertujuan untuk memberdayakan setiap individu untuk terus berkarya dalam membangun bangsa Indonesia. Komunitas ini berfokus pada berbagi ilmu tentang literasi dan wirausaha.
Akhir-akhir ini, trend menulis mulai ramai diminati, terutama setelah digalakkannya gerakan literasi oleh presiden Jokowi. Menulis dinilai sebagai hobi murah yang menghasilkan. Tentu saja, karena banyak sekali ajang atau kompetensi nulis gratis yang berhadiah elegan. Bagi penulis pemula sepertiku, hal itu sangat menggiurkan. Bayangkan saja, dengan menekuni hobi yang tanpa modal, kita bisa mendapatkan hasil yang lumayan. Namun, hal itu tak berlaku menurut sejumlah penulis senior. Ada anggapan yang mengatakan bahwa dengan sekedar menulis kita tak bisa menjadi kaya. Hal ini didasarkan pada realita bahwa banyak penulis yang memiliki kehidupan sederhana. Selain itu, tidak mudah untuk mempublikasikan buku atau karya di negara yang memiliki predikat baca rendah. Terbaru, semakin marak beredar proyek antologi atau menulis bersama.
Jenis karya buku ini, bila dihitung-hitung tidak akan menghasilkan laba yang besar. Mengapa?, Bayangkan saja, bila sebuah buku ditulis oleh 50 orang penulis, maka keuntungannya akan dibagi 50 orang tersebut. Belum lagi jatah bagi penerbit dan media publisihing. Tentu hasilnya sangat kecil. Dalam lomba yang memiliki hadiah elegan pun, tentu terdapat persaingan antar penulis yang sangat ketat. Dengan demikian, anggapan bahwa dengan menulis tidak akan kaya, ada benarnya juga.
Di sinilah mindset penulis harus diubah. Menulis untuk berbagi, adalah jawabannya. Jika kita bertanya-tanya, kok bisa nulis buat berbagi??. Jawabannya adalah,Tentu saja bisa!!. Pada awalnya, hal ini memang terlihat sepele dan sedikit mustahil. Maklum saja, menulis terkadang hanya dipandang sebagai hobi yang notabene hanya bisa dinikmati sendiri. Contohnya sendiri adalah aku. Dalam keseharian, hanya untuk mengisi waktu kosong.
Dengan menulis, nyatanya kita bisa berbagi dengan sesama. Prinsipnya sangat sederhana. Tulislah hal yang baik dan memberi dampak positif. Mulai dari pengalaman, hal-hal disekitar, sosial eksperimen, cerita fiksi ,pengetahuan dan banyak lagi. Bungkuslah tulisan tersebut dengan hal yang menarik, sehingga para pembaca bisa ikut terbawa dalam tulisanmu. Ingat, bahwa sebaik-baik manusia, adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Jadi, kalau kamu merasa tak punya harta, tak punya kuasa, atau kekuatan?. Gampang, menulis saja, dan sebarkan manfaat bagi sesama.
Banyak sekali penulis yang sudah menerapkan prinsip ini. Sebagai contoh sederhana, adalah para penulis yang mengabdikan dirinya demi majunya gerakan literasi. Umumnya mereka menciptakan platform gratis agar masyarakat luas mau bergabung didalamnya. Terkini, bukan hanya melalui dunia nyata seperti perpustakaan keliling atau bakti sosial saja. Jangkauan dunia maya yang semakin luaspun kian dinikmati. Dibentuknya grup chating Facebook, WhatsApp, Line, Instagram, telegram dan media sosial lain juga memiliki dampak dan manfaat besar dalam mewujudkan kiat, menulis untuk berbagi.
Bukan hanya itu, para penulis senior pun juga mengajak para penulis pemula untuk melakukan proyek donasi. Sistemnya adalah, dengan melakukan antologi bersama. Dengan terjunnya penulis senior yang lebih dikenal masyarakat, otomatis karya yang dibuat dan dibukukan akan lebih laku terjual dipasaran. Dalam proyek ini para penulis tidak akan mengambil laba sedikitpun. Semua hasil penjualan akan di donasikan. Contohnya adalah menulis untuk membantu korban bencana di Palu dan Donggala, untuk korban kanker pada hari kanker internasional kemarin.
Dengan menerapkan kiat menulis untuk berbagi, maka menulis bukan hanya dijadikan sebagai hobi. Namun juga ladang amal dan pahala. Karena apapun yang kita lakukan, semua berawal dari niat. Mau baca tulisan karya anggota omah karya Indonesia lainnya bisa baca artikel tentang tulisan fiksi atau klik ini.