Rabu, 15 Maret 2023.

Divisi Education, Research and Development (ER&D) Forum Mahasiswa
Bidikmisi dan KIP Kuliah (FORMASI) UIN Raden Mas Said Surakarta melakukan studi
wawancara dengan Ibu Kurniawati selaku Pustakawan Penyelia Dinas Pepustakaan dan
Kearsipan Kota Surakarta terkait dengan perkembangan literasi saat ini di Kota Surakarta.

Perkembangan literasi dapat dilihat berdasarkan tolak ukur dari tujuh komponen yang telah
ditetapkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta, yaitu … Tujuh unsur tersebut
melibatkan seluruh komponen masyarakat serta kajian yang melibatkan pihak ketiga untuk
melihat tingkat indeks perkembangan literasi di Kota Surakarta. Hingga saat ini pekembangan
literasi dikatakan lumayan baik berdasarkan peninjaun yang dilakukan sejak 2021. Tingkat
literasi dapat dikatakan sangat baik jika terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta terus berupaya dalam hal peningkatan literasi.
Literasi bukanlah paksaan. Sehingga untuk mendongkrak literasi, salah satu pihak tidak bisa
memaksa. Namun, literasi dapat dibiasakan. Masyarakat harus diberi berbagai suplemen, salah
satunya dari melalui perpustakaan keliling. Tahun 2018, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Surakarta mendapat bantuan dari Yayasan Imeco Bhakti Nusa berupa 3 mobil yang dinamakan
smart city. Hal ini karena keprihatian beliau sebab perpustakaannya bukan merupakan buku anak
dan buku anak tersebut jumlahnya sedikit, maka beliau terinspirasi menyumbangakan mobil.
Sedangkan 2022, ada hibah berupa bemo listrik yang diberi nama gelis (gerobak listrik). Hibah
yang diberikan tersebut dapat menjadikan titik penunjang dalam hal menumbuhkan sikap gemar
membaca secara merata. Perpustakaan keliling sudah terealisasi mencapai 42 titik.

Perpustakaan keliling itu tidak dipinjamkan jadi mereka menikmati diwaktu waktu sekolah seperti jam
istirahat. Jam operasional perpustakaan yaitu jam 8 pagi sampai jam 4 sore selama seminggu
penuh dan libur untuk tanggal merah nasional. Perpustakaaan keliling memiliki 7 armada perpus
dan mobil bimo perpus. Bemo perpus difokuskan untuk anak paud tk dan perpus keliling untuk
anak anak sd dan smp. Layanan ini diberikan untuk melayani seluruh wilayah di Kota Surakarta.

Selain ada perpustakaan keliling, Surakarta juga memiliki perpustakaan umum. Perpustakkan ini
menjadi sarana untuk meningkatan literasi. Tidak ada batasan pengunjung untuk perpustakaan
umum. Perpusataan ini diharapkan dapat menggerakkan pengunjung untuk berinovasi agar
perpustakaan tersebut bukan hanya tempat baca saja tetapi bisa digunakan untuk berkegiatan lain
kecuali untuk hajatan. Setiap tahun ada berbagai buku yang terbit, sehingga pihak perpustakaan
akan melakukan survey mengenai buku apa saja yang diminati jadi tidak sembarang membeli.
Kriteria buku yang dibeli pastinya adalah buku yang tidak dilarang pemerintah dan tidak cacat.

Pada Februari tahun 2022, Kota Surakarta telah tercetus rencana siap untuk menjadi kota Literasi
Dunia. Hal itu masih terus digodok oleh pihak The United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) yaitu organisasi Internasional yang bergerak pada bidang
pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Hal hal yang menjadi pertimbangan tercetusnya
sebagai kota literasi dunia adalah karena kota ini memiliki sejarah literasi yang panjang sejak
dahulu. Diketahui bahwa, Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran, telah menciptakan
banyak karya dan pujangga. Yosodipuro menulis Serat Wulang Reh, Paku Buwono IV dan Serat

Wulang Sunu, Mangkunegara IV menulis Serat Wedhatama, Paku Buwono V menulis Serat
Centhini serta ada juga pujangga legendaris dari Kota Solo, yaitu Ki Padmasusastra dan
Ronggowarsito. Banyaknya naskah – naskah kuno tersebut menjadi penyanggah Kota Solo
memiliki potensi literasi yang menjanjikan dan dapat mewujudkan kota literasi dunia dibawah
pengakuan UNESCO. Upaya menuju literasi dunia tidak lepas dari seberapa besar tingkat
penggunaan literasi. Selain itu, Ibu Kurniawati menyampaikan bahwa masyarakat turut andil
menjadi pendukung karena masyarakatnya yang kompleks dan independen. Sambil menunggu
akan ditetapkannya sebagai kota literasi dunia, Kota Surakarta memanfaatkan waktu tersebut
dengan mengupayakan perkembangan literasi.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta membuka peluang untuk komunitas penggiat
literasi menjalin kerjasama dengannya untuk mewujudkan negara Indonesia yang terus haus akan
liteasi sehingga Indeks Perkembangan Literasi di Indonesia terus mengalami perkembangan yang
signifikan.