Komunitas yang bertujuan untuk memberdayakan setiap individu untuk terus berkarya dalam membangun bangsa Indonesia. Komunitas ini berfokus pada berbagi ilmu tentang literasi dan wirausaha.
Ya kita hidup pasti memiliki sejarah, sejarah adalah masa lalu. Masa lalu sulit sekali untuk dilupakan karena masa lalu memiliki kenangan tersendiri dan setiap orang pasti memiliki masa lalu yang berbeda. Mustahil ada orang memiliki masa lalu yang sama walau mereka kembar identik sekalipun. Masa lalu adalah pembelajaran untuk kita agar tidak melakukan kesalahan yang sama di masa depan. (galaksi dewa-dewi)
Seperti yang kita ketahui, galaksi yang kita tempati sangatlah besar bahkan beberapa kali lipat dari bumi yang kita tinggali. Semua berawal dari adanya sepasang pasangan dewa yaitu Dewa Zeuz sang raja dan seorang permainsuri cantik bernama Dewi Hera.
Mereka pemilik sebagian jagat raya ini. Mereka kesepian menantikan kehadiran seorang anak sebagai keturunan mereka. Mereka berdoa pada Tuhan agar mereka diberikan anak sebagai pelengkap kebahagiaan mereka. Mereka sadar bahwa usia mereka sudah hampir tua. Tubuh Dewi Hera pun tidak sekuat dahulu walaupun kecantikan yang dimilikinya takkan ada yang bisa menandingi oleh wanita lain sekalipun. Kecantikannya abadi.
Pada wajah Dewi Hera hanya sedikit ada kerutan halus saja seiring usianya yang juga sudah lagi tak muda. Dewa Zeuz dan Dewi Hera terus berdoa kepada Sang Pencipta Alam Semesta agar mereka dapat memiliki seorang anak.
“Suamiku, bagaimana ini? Kita sudah tak lagi muda tapi rahimku tak kunjung menghasilkan anak untukmu. Maafkan aku. Mungkin aku berbuat dosa besar sehingga Tuhan tak jua mengabulkan doa kita. Aku tidak rela meninggalkanmu sendiri tanpa ada penerus tahta kamu sebagai seorang raja.”
“Jangan bersedih istriku, kamu adalah wanita paling baik yang pernah aku temui sepanjang hidupku. Kita akan mempunyai anak sebelum kita terpisahkan oleh kematian. Kita akan datangkan ahli tabib yang akan membantu kita memiliki anak.”
“Tapi suamiku, sudah berapa banyak ahli tabib kau datangkan untuk menyembuhkan kita. Aku semakin pesimis.”
“Percayalah pada takdir istriku, Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk umatnya yang selalu berdoa dan berusaha. Jangan pernah menyerah untuk mendapatkan apa yang kita impikan. Aku takkan pergi, aku akan selalu di sini. Di depanmu untuk melindungimu, di belakangmu untuk menangkapmu ketika kamu jatuh dan di samping mu untuk menggegam tanganmu ketika kamu berjalan.”
Hingga suatu keajaiban pun datang. Pernantian panjang Dewa Zeuz dan Dewi Hera pun membuahkan hasil. Dewi Hera akhirnya mengandung penerus tahta Dewa Zeuz.
Dewi Hera sangat hati-hati menjaga kandungannya. Makanan yang masuk ke tubuhnya sangat dijaga dan harus bergizi memenuhi minimal 4 sehat 5 sempurna. Rutin minum susu untuk kecerdasan otak sang bayinya dan rajin meminum kelapa muda supaya kulit anaknya bersih. Ahli tabib pun juga rutin mengecek kesehatan sang ratu dan memberikan ramuan herbal kepadanya agar sang jabang bayi sehat dan kuat.
Diumur usia kandungan hampir 9 bulan Dewi Hera mengeluhkan sakit yang teramat sangat pada kandungannya. Dewa Zeuz khawatir dengan kondisi istrinya dan memanggil ahli bidan professional ke Istana mereka. Kontraksi yang amat kuat membuat Dewi Hera kehabisan tenaga dan meraung kesakitan.
Dewi Hera terus memegang tangan Dewa Zeuz dan mendorong sekuat tenaga agar sang bayi lahir. Setelah belasan jam berjuang, pecahlah tangisan sang bayi menyeruak ke seluruh ruangan dan jagat raya pun menyambut. Akhirnya Dewi Hera pun memeluk anak satu-satunya mereka yang telah dinanti sangat lama.
Dewi Hera sangat bersyukur kepada Tuhan karena dia dikasih kesempatan untuk memberi keturunan bagi suaminya, Dewa Zeuz. Dewa Zeuz pun mengelus-elus kepala Dewi Hera sambil menatap penuh cinta sang istri ketika dia menggendong anaknya dengan penuh suka cita dan kasih sayang.
Tubuh Dewi Hera sudah pulih dan dia sudah diizinkan untuk menyusui anak satu-satunya itu. Dan yang membuat Dewa Zeuz dan Dewi Hera lebih bersyukur kepada Tuhan adalah karena mereka dianugerahi seorang anak laki-laki yang sangat tampan yang akan menjadi penerus tahta sang ayahanda dan merupakan calon putra emas. Anak tersebut dinamain Herakles.
Herakles menjadi bayi yang sangat sehat dan sangat kuat terutama dalam menyusu asi ibundanya. Herakles tergolong bayi yang sangat cerdas. Perkembangan tubuhnya pun lebih cepat dibanding bayi normal lainnya. Hingga suatu saat Herakles mulai mengalami fase gigi ingin tumbuh.
Dia lebih seneng menggigiti apapun yang ada di sekitarnya. Karena usia Herakles belum mencukupi untuk diberi makan, Herakles hanya bisa mendapatkan nutrisi dari air susu ibunya. Di saat itu Herakles menangis sejadi-jadinya dan tidak bisa tenang walaupun sudah dihibur dan digendong sedemikian rupa. Lalu sang ibunda iba dan akhirnya membuka bajunya dan menyusui Herakles.
Sampai pada suatu saat Herakles menggigit dengan keras puting sang ibunda dan dengan tidak sengaja dia melempar bayinya ke bawah. Lalu susu dari puting Dewi Hera bercecer dan menjadi suatu kejadian yang tidak biasa. Air susu tersebut menjadi jalur kabut dan meledak menjadi bongkahan benda langit yang sekarang kita sebut galaksi Milky Way.