Calon Putri

Oleh : Almira Hazu

“Gila, Putri memang cantik parasnya tapi tidak dengan mata dan otaknya,” gerutu Rani seraya menggeleng-gelengkan kepala setelah menatap sebuah undangan pernikahan yang ada di atas meja. Aku yang baru saja selesai menyapu teras rumah menanggapi seadanya.
“Biarlah Ran, kata orang kan, cinta itu buta,” jawabku enteng.
“Itu hanya alasan klasik Mir, soalnya kemarin aku lihat mobil di depan rumah orang tua Putri. Ternyata uang bisa mengalahkan tampang ya? Secara kurang ganteng apa coba Mas Jalu? Tapi, tetap saja ia tolak!” gumam Rani dengan mata berbinar penuh keyakinan.
“Hush!!! Hati-hati kalau bicara, mau digorok clurit bapaknya apa?” ucapku sambil menutup mulut Rani.
“Maksudmu Mir?” tanya Rani tidak mengerti.
“Kayak kamu nggak tahu adat mereka saja,” geramku.
“Aish! Aku baru ingat!” Rani pun mengetuk dahinya. “Tapi ngomong-ngomong Putri tuh masih muda banget loh Mir.”
“Ya, namanya jodoh kan nggak bisa dijadwal kapan datangnya kan? Nggak kayak rapat ibu-ibu PKK,” kataku sambil tertawa kecil.
“Iya juga sih. Tapi,tahu nggak? Denger-dengar umur mereka terpaut jauh gitu, kan jadinya kurang pas,” protes Rani.
“Terus maksudmu pasnya sama kamu yang sudah lebih berumur gitu?” jawabku spontan.
Selesai
Mau menikmati karya anggota OKI lainnya bisa berkunjung di sini