Komunitas yang bertujuan untuk memberdayakan setiap individu untuk terus berkarya dalam membangun bangsa Indonesia. Komunitas ini berfokus pada berbagi ilmu tentang literasi dan wirausaha.
Di penghujung ramadan ini aku rindu, mungkin itu yang saat ini kurasakan setelah hampir setahun lamanya aku tidak bertemu dengan sahabatku dalam mengejar impian dan berdakwah di jalan Allah SWT. Seketika aku ingat tentang buku yang kau berikan di tengah jalan dakwah kita. Aku menangis saat membaca buku itu dan mengingat kenangan pada saat kita bersama-sama membaca buku itu. Dia baik sekali tak pernah membeda-bedakan seseorang dan selalu ramah dengan orang di sekitarnya. Aku sayang dia, aku sadar dia sahabatku yang terbaik, Salsa namanya.
(Setahun lalu)
“Rara, aku mau pindah ke luar kota, jadi kita akan berpisah,” ucap Salsa sambil menahan tangis.
“Ya, jangan sedih dong, kan kita bisa bertemu lagi dan zaman sekarang kan kita bisa video call,” ucapku dengan air mata berlinang.
“Iya, sampai berjumpa lagi ya, jangan lupain aku ya. Ini sebagai kenang-kenangan persahabatan kita.” Sambil memberikan buku.
“Makasih ya atas bukunya aku janji aku akan jaga bukunya dengan baik-baik.” Air mataku seketika menetes.
Aku meraba buku itu dan membacanya, seperti yang telah kuberitahukan sebelumnya. Aku menangis saat membaca kembali buku itu. Banyak kenangan berharga yang kuperoleh selama setahun belakangan ini bersama Salsa. Di antaranya adalah ketika memasuki bulan puasa kami jadi semakin kompak, kami ikut kajian bareng sampai-sampai kami dikira kembar. Kami juga sering bercanda kalau lagi kumpul bersama dan membaca buku bersama. Tak hanya itu kami juga pernah berebutan untuk membaca buku yang sama, mungkin kami terlihat seperti kekanak-kanakan. Tapi kenangan seperti inilah yang saat-saat ini sangat ku rindukan dan selalu ku ingat hingga sekarang.
Puncak kebersamaan kami adalah ketika setiap enam bulan sekali kami mengikuti kajian besar-besaran atau biasa dikenal dengan Tablig Akbar. Mulai dari pergi bareng, dan menunggu jika salah satu dari kami terlambat hingga tertawa-tawa sepanjang perjalanan menuju tempat diadakannya Tablig Akbar. Dari situlah aku menyadari pentingnya suatu persahabatan dalam mengejar impian dan melakukan dakwah di jalan Allah SWT. Semoga lebaran tahun depan kita bisa berkumpul bersama setidaknya untuk membaca buku bersama, setelah kita saling terpisah karena ada rezeki yang lebih baik di kota lain.