Nama : Frisca Ningtyas

Judul   : Bintang

Namaku Bintang, aku adalah gadis desa yang memiliki mimpi setinggi angkasa. Sesuai namaku, aku ingin menjadi bintang kejora yang indah, membuat setiap mata terpikat, oleh  karya-karya yang kubuat. Aku memiliki mimpi untuk menjadi seorang penulis, agar tanganku yang tak panjang ini mampu menembus dunia.
Itu adalah khayalanku sambil menikmati bintang, dan lembutnya angin malam. Ditambah ceramah dari seorang ustadz muda, yang juga menjadi seorang penulis untuk salah satu media dakwahnya. Sehingga membuatku ingin menjadi penulis sepertinya.
Aku yang saat itu masih duduk di bangku SMK, tidak tau harus bagaimana untuk membuat mimpiku menjadi nyata. Karena saat itu yang bisa kulakukan adalah berkhayal. Membayangkan jika nanti aku menjadi penulis, apa yang akan aku katakan di sesi wawancara, ketika buku karyaku diadopsi menjadi film.
Suatu ketika, aku melihat sebuah info seminar menulis online di instagram. Sudah pasti aku mengikutinya. Aku sangat senang dan antusias. Bagaimana tidak? ini adalah seminar online pertamaku.
Saat itu ilmu menulis yang diberikan seputar bagaimana kiat-kiat untuk menjadi seorang penulis, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum menulis. Cocok sekali dengan aku yang masih baru belajar menulis. Meskipun di sekolah sudah diajarkan, tapi hanya sekilas saja, tidak sampai detail, sehingga aku sangat terbantu dengan adanya seminar menulis online ini.
Selang beberapa hari kemudian, aku melihat ada beberapa info lomba puisi. Meskipun aku masih baru, aku coba ikuti saja semuanya, selagi deadlinenya  tidak mendadak. Maklum, aku masih baru di dunia sastra ini, jadi butuh waktu sedikit lebih lama untuk membuat karyanya.
Beberapa kali aku coba ikut event masih saja gagal. Yah wajar sih kan masih baru. Tapi aku tak mau menyerah, karena Bukan Bintang namanya kalau menyerah. Yah itu semboyanku.
Senantiasa aku terus mencoba mengikuti lebih banyak seminar dan lomba, tentunya untuk mengasah kemampuanku. Sampai suatu ketika, naskah puisiku lolos di salah satu event puisi. Setelah berbulan-bulan aku ikut event selalu gagal, aku tak menyangka kali itu aku lolos dan hasil karyaku akan diterbitkan.
Rasa bahagia dan heran kenapa bisa menang bercampur jadi satu. Mungkin karena itu baru pertama, jadi terdengar istimewa bagiku. Dan ini membuatku menjadi lebih semangat untuk meraih mimpiku menjadi penulis. Aku berpikir, aku ingin melajutkan sekolah untuk belajar lebih dalam tentang ilmu sastra.
Waktu berjalan begitu cepat, dan tak terasa ujian kelulusan semakin dekat. Aku jadi lebih fokus pada sekolahku untuk persiapan ujian kelulusan. Karena aku tak mau karena teralu sibuk dengan banyak mengikuti lomba dan seminar online, nilaiku jadi jelek. Ini juga demi meraih mimpiku menjadi penulis dan bisa menerbitkan buku sendiri seperti ustadz itu.
Semua kegiatan ujian telah selesai. Aku dinyatakan lulus dengan nilai terbaik di sekolah. Aku sangat senang, karena perjuanganku selama ini tidaklah sia-sia. Aku yakin aku pasti bisa masuk ke universitas negeri yang kuinginkan.
Namun, kenyataan berkata lain. Orang tuaku tidak mengijinkanku untuk ikut tes seleksi itu. Maklum, aku dari keluarga yang sederhana, dan aku juga anak pertama dari tiga bersaudara. Jadi aku juga harus membantu ekonomi keluargaku.
Diriku memang sempat ditanya oleh guruku,   kenapa tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Tapi aku tak mau egois.  Ilmu itu bisa kucari nanti. Sekarang aku akan bekerja dulu untuk membantu ekonomi keluargaku, aku ingin membahagiakan orang tuaku.
Meskipun begitu aku tidak mau kalah dengan keadaan. Sekarang memang aku tak bisa melanjutkan sekolah, tapi  mimpiku harus tetap terwujud.
Karena itu aku lebih semangat untuk mencari benyak pengalaman dan ilmu untuk bekalku menggapai cita-cita yang kuharapkan. Yaitu menjadi seorang penulis dan bisa menerbitkan buku sendiri.
Lima tahun telah berlalu, dengan perjalanan mencari ilmu menjadi penulis. Akhirnya aku mendapat jalan untuk mendirikan penerbitan sendiri. Aku juga memiliki toko buku sendiri. Aku sangat senang sekali, dan tak menyangka cita-citaku kini menjadi nyata.
Dan sekarang aku ingin melanjutkan pendidikanku untuk mengambil jurusan Sastra, agar ilmuku semakin banyak dan aku dapat menerbitkan buku-buku terbaik yang akan bermanfaat dan diminati banyak orang.
Mau tahu beberapa info lainnya bisa cek juga di beberapa sosmed OKI seperti instagram, fb, youtube Omah Karya Indonesia. Bagi yang mau sukarela membantu kegiatan OKI juga bisa cek di sini.