Judul : Sesuatu yang diakhiri dengan Penyesalan
Oleh : Jundy Aljihad
Pena : Keiryuu zaki

Lelaki itu berdiri mematung dengan kepala menunduk. Tubuhnya basah, dibanjiri oleh hujan yang turun sedari tadi. Matanya tertuju pada seseorang yang tergeletak dan letaknya tak jauh dari posisi kakinya, tanpa berkedip matanya terlihat seperti pajangan. Kosong, sangat kosong. Bahkan jika ada seseorang yang melihat matanya, orang itu akan kebingungan apa maksud dari tatapan itu.
“Apa yang telah kulakukan?” gumamnya.
Meski berdiri layaknya patung, ia merasakan getaran hebat yang terus membuat seluruh tubuhnya terasa aneh.
Terlihat tiga lelaki yang datang menghampirinya, mereka sangat gaduh. Yaa mungkin saja mereka merasa panik dan ketakutan setelah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.
Salah satu lelaki itu memegang pundaknya seraya berteriak, “Ayo cepatt!!”
Ia masih terdiam mematung, seakan tak peduli dengan ajakan temannya ia tetap berdiri seperti itu.
“Aahh … sial!! Tinggalkan saja dia!!” ujar yang lain.
Saking derasnya hujan membuat suara mereka terdengar samar-samar, namun ia tetap masih bisa mendengar perbincangan mereka.
Tak lama kemudian, tiga lelaki itu pergi lagi meninggalkan dia seorang diri yang masih terpaku.
Tiba-tiba, seseorang yang terus ia tatap itu bergerak. Ia sedikit terkejut, matanya kembali hidup. Tubuhnya perlahan mulai terlepas dari kebekuan. Ia membungkuk, mendekatkan dirinya pada orang itu.
Bibir orang itu bergerak dengan gemetar hebat, hawa dingin dari luar karena hujan serta hawa dingin yang sangat menusuk akibat luka yang terlihat menganga di perutnya membuat tubuhnya ikut gemetaran.
Lelaki itu mendekatkan telinganya pada bibir orang itu, berharap dapat menangkap apa yang orang itu bicarakan.
“B-bagaimana kabarmu, Nak?” ucap orang itu.
Sebuah pertanyaan yang sangat tidak terduga keluar dari mulut orang itu. Sangat aneh, bahkan bisa dibilang menyeramkan. Jika orang itu mengeluarkan sumpah serapah, makian dan sejenisnya itu masih masuk akal. Namun, orang itu malah menanyakan kabar kepada lelaki yang telah melakukan hal keji kepadanya.
Setelah berusaha keras menggerakan bibir untuk berbicara, tak ada tanda-tanda kehidupan lagi darinya. Ia mungkin sudah kehabisan darah karena luka itu, ditambah hujan yang terus turun membuatnya merasakan kesakitan perih karena berkali-kali lukanya dibasahi.
Mendengar hal itu, lelaki itu terdiam seribu bahasa. Ia menarik telinganya, tegap kembali. Menatap orang yang telah menjadi mayat itu dengan wajah penuh perasaan bersalah.
“Apa yang telah kulakukan?” gumamnya kembali.
Ia ingin sekali menangis, tetapi ia sadar ia takkan pernah bisa menangis.
“Perubahan adalah hal pasti, entah diam ataupun terus bergerak perubahan tetap terjadi. Kita tak bisa mengendalikan perubahan, tetapi kita masih bisa menuntun perubahan itu kepada hal yang lebih baik dari sebelumnya.”

Karya lainnya bisa cek di instagram ataupun klik ini